INTELIGENSI
TEORI TRIAKI
Salah satu teori kognitif
yang terkenal adalah teori triaki inteligensi yang diperkenalkan oleh Robert
Sternberg (1988) (triaki itu berarti tiga bagian). sternberg (2004)
mendefinisikan inteligensi sebagai “kemamopuan dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk mencapai keberhasilan dalam hidup, berdasarkan definisikeberhasilan yang
dimilki sseorang dalam kaitannya dengan konteks sosio-budaya pada lingkungan
tersebut orang berada.” Menurut Sternberg, intelgensi terdiri dari tiga aspek,
yakni :
1. Inteligensi Komponensial
Merujuk pada strategi
pemrosesan-informasi yang kita miliki saat kita menggunakaan inteligensi kita
untuk memikirkan suatu permasalahan. “Komponen-komponen” ini meliputi :
mengenali danmendefinisikan masalah, memilih strategi pemecahan masalah, menguasai
dan mengaplikasikan strategi, serta mengevaluasi hasil. Komponen-komponen
tersebut digunakan dalam berbagai jenis budaya, hanya saja diaplikasikan pada
jenis masalah yang berbeda-beda. Suatu budaya mungki terfokus pada penggunaan
komponen-komponen yang sama untuk memelihara suatu hubungan persahabatan atau
kekeluargan yang baik.
2. Inteligensi
Kreatif atau Inteligensi Experential
Merujuk pada kreativitas
kita dalam menggunakan kemampuan yang telah kita miliki dalam situasi yang
baru. Mereka yang memiliki experiential intelligence
mampu beradaptasi dengan situasi-situasi yang baru dan mampu membuat
tugas-tugas berjalan secara otomatis. orang-orang yang tidak memiliki experiential intelligence akan berkinerja baik hanya apabila mereka
dalam situasi yang tidak menuntut dinamika yang tinggi.
3. Intelgensi
Kontekstual atau Intelgensi Praktis
Merujuk pada penerapaan
praktis dari inteligensi, yang mensyaratkan kita memahami konteks situasi yang
berbeda-beda. Inteligensi kontekstual yang baik meningkatkan kemampuan adaptasi
kita terhadap lingkungan (anda berada di daerah yang rawan kriminalitas
sehingga anda lebih bersikap siaga). Intelgensi kontekstual membantu kita
menyadari kapan kita harus mengubah lingkungan (anda merencanakan unttuk
menjadi guru, namun kemudian menyadari bahwa anda tidak menyukai bekerja
bersama anak kecil sehingga nda memutuskan menjadi akuntan). Selain itu
inteligensi kontekstual membantu kita memperbaiki situasi (kehidupan pernikahan
anda tidak berjalan dengan baik sehingga anda dan pasangan anda memutuskan
untuk menjalani knseling pernikahan.
Comments
Post a Comment