Peradaban Dunia Sebelum Islam


  
PERADABAN DUNIA SEBELUM ISLAM

A.        Peradaban Romawi Timur
B.        Peradaban Persia
C.        Arab sebelum Islam


A.  Peradaban Romawi Timur
Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753 SM, dengan ibu kota Roma,dan Usianya lebih dari 10 abad. Bulan Mei 30 M terjadi perpecahan dalam kerajaan Romawi yang berpusat di roma, yaitu pecah menjadi dua  kerajaan. Kerajaan Romawi Barat (Roma) dan kerajaan Romawi Timur, dengan ibu kota konstatinopel, San Konstatinus Agung  (Kaisar Constatin) sebagai Maharajanya.
Sejarah imperium Bizantine mulai dikenal pada masa  pemerintahan Constantine. Wilayahnya terdiri dari :Syria, Palestine, Egypt, dan sebagian Euraope. Kota bizantium dijadikan ibu kota Romawi Timur oleh Constantine agung pada tahun 327 M.                     Kerajaan Romawi mengalami puncak kejayaan  pada masa MaharajaYustianus I (527-565 M), dan pada zaman itu terjadi pula peperangan seru dengan keajaan Persia Sasanid, dan berakhir dengan “Perjanjian Damai Kekal” yang tidak kekal. Dengan jasa dua panglimanya yaitu Belisarius dan Narses Yustianus  berhasil merebut Afrika Utara, Italia, dan lain-lain dari tangan Bangsa Vandal dan Got Timur.

1.  Agama
Kaisar Theodorus I (379-395) menjadikan Kristen sebagai Agama resmi Negara, yang kala itu terpecah  dalam berbagai aliran yaitu :
a. Aliran Yaqibah
Banyak dianut di Mesir, Habsyah, dan lain-lain. Aliran ini bekeyakinan Isa al-Masih adalah Allah, yang artinya bahwa Allah dan manusa menjadi satu dalam diri al-Masih.

b. Aliran Nasathirah
Banyak dianut di Musil, Irak, dan Persia. Aliran ini berkeyakinan bahwa dalam diri al-Masih terdapat dua tabi’at kemanusiaan

c. Aliran Mulkaniah
Banyak dianut di Afrika Utra, Sicilla, Syria, dan Spanyol. Aliran ini berkeyakinan sama dengan aliran Nashatirah.

2. Filsafat
Kebudayaan Romawi, terutama filsafah, kesenian, ilmu pengetahuan dan kesustraan, merupakan lanjutan dari kebudayaan Yunani. Masa Yunani – Romawi (142 SM-550 M), pada masa ini daerah-daerah wilayah yunani telah jatu kedaam kekuasaan kerajaan Romawi.

3. Bahasa dan Kesenian
Dalam wilayah romawi timur, ada tiga bahasa yang bepengaruh yaitu bahasa latin, bahasa greek, dan bahasa suryani. Dalam bahasa-bahasa inilah  ditulis kitab-kitab suci, undang-undang, crita-cerita, sajak-sajak dan sebagainya. Justin merupakan salah satu tokoh  besar dunia.ia mendirikan universitas dan merehab gereja St. Sophia yang dulunya didirikan oleh Constantine Agung, dan banyak didirikan gereja-gereja yang berbentuk silang yunani berkubah lima. Disamping itu banyak kegiatan dalam bidang seni lukis, seni pahat, seni bahasa, filsafat dan sebagainya. Pada masa kekuasaannya bahasa yunani dijadikan sebagai bahasa-bahasa pemerintah.

4. Sistem pemerintahan
Sistem kekuasaan sebagai mana diterapkan oleh kaisar August secara teoritis  dimaksudkan untuk melindungi  pemerintahan republic romawi , tetapi pada kenyataannya merupakan sistem monarki absolut berkedok republic.


B. Peradaban Persia
 Kerajaan Persia merupakan saingan dari Kerajaan Romawi Timur, dimana antara dua kerajaan tersebut terus-menerus terjadi peperangan karena masing-masing ingin merebut daerah kekuasaan dan pengaruh. Pada waktu Yustianus menjadi Maharaja Romawi Timur, Kerajaan Persia beada  dibawah  Maharaja Anusyarwan dari dinasti Sasanid (Sasaniyah) yang terkenal sangat adil. Anusyarwan dengan pasukan berkuda dan pejalan kaki menyerbu daerah-daerah Romawi Timur sehingga jatuh satu persatu, sedangkan Yustianus mengadakan perlawanan seru dibawah panglimanya, Beliserius, sehingga terjadilah perang selama 20 tahun (541-461 M), dan berakhir dengan suatu perdamaian, dimana Yustianus harus membyar upeti kepada Anusyarwan tiap tahun sebanyak 30.000 dinar.
Pada hakikatnya permusuhan antara dua kerajaan tersebut belangsung hingga keduanya mengalami kemunduran dan kehancuran. Hal tersebut terus berlangsung sampai dengan datangnya agama Islam, dimana akhirnya kedua super power pada waktu itu menyerah kalah kepada kebenaran Islam.

C. Peradaban Bangsa Arab
Sebelum peradaban Islam mmecah ditengah-tengah masyarakat Arab, Bangsa Arab sebenarnya telah mengenal kehidupan politik,sosial, ekonomi, bahasa, seni, dan penggunaan metode berpikir meskipun masih seerhana. Kehidupan sosial  ekonomi masyarakat  Arab sangat ditentukan dengan kondisi dan letak georafis Negara-negara Arab itu sendiri. Bagi masyarakat pedalaman, yaitu masyarakat Badui, kehidupan sosial mereka biasanya mereka dilakukan melalui sector pertaian terutama mereka yang mendiami daerah subur disekitar Oase. Akan tetapi bagi masyarakat Arab perkotaan, kehidupan sosial ekonomi mereka  sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Mereka melakukan perjalanan dagang dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin.
          Dalam bidang sosial politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki sistem pemerintahan yang mapan. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir, yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang. Disamping itu masyarakat Arab sebelum islam juga telah mampu mengembangkan ilmu Pengetahuan. Diantara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi , yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu negara mereka diserang oleh bangsa persia. Selain itu mengembangkan ilmu meteorologi atau ilmu iklim, astrologi atau ilmu perbintangan.
          Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada asa pra Islam sudah sagat maju. Bahsa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Khitabah sangat maju, dan inilah satu-satunya alat publisistik yang amat luas lapangannya.
         





DAFTAR PUSTAKA

Amin, Syamsul Munir. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amza

Ali. Sejarah Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Forum Komunikasi Guru PAI MA. SejarahKebudayaan Islam, Sragen : CV. AKIK PUSAKA

Hasjmy, A. Sejarah peradaban Islam, Jakarta : Bulan Bintang

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Qada dan Qadar menurut Qadariyah,Mu'tazilah,Jabariyah dan Ahlussunah wal Jamaah

MAKALAH ISTIMDAD DALAM USHUL FIQIH