Posts

Showing posts from April, 2017

ILMU PENGETAUAN AGAMA PADA MASA ABBASIYAH

ILMU PENGETAHUAN AGAMA YANG BERKEMBANG PADA MASA PEMERINTAHAN ABBASIYAH Pada masa pemerintahan Abbasiyah, ilmu agama islam juga mengalami perkembangan pesat. Ulama-ulama besar banyak yang lahir pada masa ini. Perkembangan pada masa ini merupakan tonggak dan landasan utama bagi kemajuan ilmu agama islam pada periode selanjutnya. 1.       Ilmu Hadis ilmu hadis ini berkembang pesat pada masa dinasti Abbasiyah, terutama pada periode kelima dan keenam. Periode kelima keliima merupakan periode pemurnian, penyekatan daan penyempurnaan yang berlangsung pada abad ke-3 Hijriah. Sedangkan periode keenam merupakan periode pemeliharaan, penelitian, dan penaambahan , dan penghimpunan. Dimulai pada abad ke-4 Hijriah hingga abad ke-7 Hijriah. -           Imam Al- Bukhari -           Imam Muslim -           Abu Dawud - ...

Qada dan Qadar menurut Qadariyah,Mu'tazilah,Jabariyah dan Ahlussunah wal Jamaah

A.     Perbedaan pendapat tentang Qada dan Qadar Tentang Qada dan Qadar, dikalangan ulama bebeda pendapat. Satu yang menjadikan perbedaan, adalah perdebatan tentang manusia. Apakah manusia adalah Musayyar ataukah manusia sebagai Mukhayyar. Musayyar adalah mengikuti apa-apa yang harus ia lakukan sesuai dengan perintah. Sedangkan Mukhayyar adalah mempunyai kebebasan untuk berbuat sesuai dengan keinginannya. Berikut ini pendapat Tiga golongan: 1.      Pendapat Qodariyah dan Mu’tazilah Golongan Qadariyah dan Mu’tazilah berpendapat, bahwa manusia adalah Mukhayyar, yaitu mempunyai kebebasan untuk memilih dan menentukan perbuatannya sendiri tanpa campur tangan dari Allah swt. Pendapat golongan Qadariyah dan Mu’tazilah didasarkan pada firman Allah swt. dalam (Q.S. ar-Ra’d [13] : 11) 2.      Pendapat Jabariyah Golongan Jabariyah berpendapat bahwa, manusia adalah musayyar, yaitu tidak mempunyai kekuasaan untuk mewuju...

Posisi Tasawuf Dalam Islam

A.       Posisi Tasawuf dalam Islam. Pada dasarnya, manusia sejak dilahirkan telah memiiki suatu potensi untuk beragama, dalam arti mengenal Tuhan, yang oleh Joachim Wach disebut dengan sense of religious. Keberadaan potensi ini diperkuat oleh roudolf okto yang mengatakan, “ they born with an innate capacity of sensing god and can not help themself ” (manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk mengenal tuhan dan tidak dapat menghindarinya).                 Pengakuan adanya tuhan akan membawa konsekuensi tersendiri bagi manusia untuk megintegrasikan dirinya dengan yang maha kuat, yang diekspresikan dalam bentuk doa dan pemujaan atau persembahan. proses integrasi dan “ perjumpaan ” manusia dengan tuhan atau pengakuan terhadap “kehadiran” tuhan dalam dirinya   tadi, lazim disebut pengalaman agama ( religius experience)          ...